SATYABAKTI, JAKARTA – Ganjar Pranowo, calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3 dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mengecam dugaan ketidaknetralan aparat pemerintah yang terekam dalam video maupun rekaman suara di Batubara dan Medan beberapa waktu lalu.
Pernyataan itu disampaikan Ganjar Pranowo kepada awak media usai dirinya memberikan sambutan di Grha Oikumene Salemba, Jakarta Pusat yang merupakan kantor dari Persekutuan Gereja – Gereja di Indonesia (PGI) pada Senin (22/1/2024) pagi.
Peran pemuka agama dalam menjaga demokrasi dikatakan Ganjar Pranowo amat penting. Pasalnya, kondisi saat ini banyak intimidasi dan berbagai peristiwa ketidaknetralan yang terungkap di publik.
“Bahwa kondisi demokrasi yang sedang terjadi banyak terjadi distorsi,” ucapnya.
Ganjar memberikan contoh terkait dua peristiwa dugaan ketidaknetralan yang dilakukan oleh aparat pemerintah di Kabupaten Batubara maupun guru di Medan beberapa waktu lalu.
“Kemarin muncul video di Medan, Briefing kepada guru, pasti yang merekam itu juga rasanya tidak nyaman, atau yang di Kabupaten Batubara yang ramainya minta ampun dan semuanya tidak mengakui,” ujarnya.
Diketahui, sebelumnya Ganjar Pranowo didampingi Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid serta Ketua Umum DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo dalam kunjungan resmi ke kantor PGI, Senin (22/1).
Dalam kunjungan Ganjar Pranowo di Kantor PGI tersebut turut hadir Ketua Umum PGI, Pendeta Gomar Gultom dan sejumlah pendeta dan pengurus Gereja dari berbagai daerah.
(SB5 Satyabakti.com – JAKARTA)