SATYABAKTI, JATENG – Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen TNI Kristomei Sianturi buka suara terkait insiden relawan Ganjar-Mahfud MD mengalami penganiayaan oleh 15 prajurit TNI di Boyolali, Jawa Tengah (Jateng) pada Sabtu (30/12/2023) siang.
Brigjen Kristomei mengatakan, kejadian tersebut dipicu kesalahpahaman. “Informasi sementara yang diterima, bahwa peristiwa tersebut terjadi secara spontanitas karena kesalahpahaman antara kedua belah pihak,” ucap Kadispenad dalam keterangannya, Sabtu (30/12).
Dijelaskan, kejadian bermula saat pendukung Ganjar-Mahfud yang menggunakan motor menggeber-geber prajurit TNI yang tengah bermain bola. Cekcok pun terjadi hingga terjadi pemukulan
“Seketika itu beberapa anggota yang sedang bermain bola voli tersebut keluar gerbang dan menghentikan lalu menegur pengendara motor yang menggeber knalpotnya tersebut sehingga terjadi cekcok mulut dan berujung terjadinya tindak penganiayaan oleh oknum anggota,” ucap Brigjen Kristomei.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya memeriksa 15 prajurit tersebut. Mereka saat ini diperiksa di Kodam IV/Diponegoro.
“Saat ini TNI AD, melalui Kodam IV/Diponegoro masih melakukan penyelidikan dan pendalaman terkait kasus penganiayaan yang diduga dilakukan oleh beberapa oknum anggota TNI AD, di depan Markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh, Jl. Perintis Kemerdekaan Boyolali,” terang Jenderal bintang satu ini.
Kadispenad mengungkapkan meminta maaf atas kejadian tersebut. Ia berjanji bakal terus mengusut insiden tersebut hingga tuntas.
“Komitmen pimpinan TNI AD untuk menegakkan aturan hukum yang berlaku,” tegasnya.
“Oleh karenanya siapa pun nanti oknum anggota yang terbukti bersalah dalam kasus penganiayaan tersebut, tentu akan diambil langkah dan tindakan tegas sesuai aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku,” tutup Brigjen Kristomei.
(SB21 Satyabakti.com – JATENG)