KALSEL  

HMI dan IMM Soroti Temuan Dugaan Tambang Emas Ilegal

SATYABAKTI, KALSEL – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kalimantan Selatan (Kalsel) mensoroti temuan dugaan tambang emas ilegal di Desa Durian Bungkuk, Kec. Batu Ampar, Kab. Tanah Laut.

Dua organisasi kemahasiswaan itu menemukan banyak lubang galian tambang yang diperkirakan sudah sedalam 30 meter ke bawah.

Galian tambang tersebut selain ada di lahan terbuka juga ditemukan sudah merambah ke daerah pemukiman warga.

“Dari hasil kajian secara geografis warga setempat, bahwa lubang ini sudah mencapai 30 meteran ke bawah dan di dalamnya sudah berbentuk horizontal sehingga ini memang membahayakan pemukiman sekitar karena akan mengakibatkan rumah longsor disebabkan aktivitas tambang emas ilegal ini. Dan beberapa cerita warga tambang emas tersebut sudah ada sejak tahun 80 an,” ungkap Feri Setiawan selaku Ketua Umum (Ketum) IMM Kalsel kepada wartawan belum lama ini.

Lanjut Feri Setiawan mengatakan, bahwa tambang ini sudah berjalan dari tahun 80 an sampai sekarang artinya jika kita kalkulasikan berapa kerugian negara sampai saat ini karna aktivitas tambang ilegal tersebut,” ucapnya.

Sementara itu, Ketum HMI Kalsel, Abdi Aswadi menambahkan, pihaknya akan menyelidiki lebih lanjut terkait penambangan emas ilegal tersebut.

“Kita akan terus teliti dan kawal sampai mana aktivitas tambang emas ilegal ini berlanjut karena tambang emas ini sudah lama sekali tapi tidak pernah muncul ke permukaan, mengakibatkan banyak pertanyaan dan siapa saja pihak yang terkait,” ungkapnya.

Kemudian menurut penuturan warga, sambung Abdi Aswadi, pihak mafia tambang ini sok jagoan sampai membawa nama aparat desa dan instansi kepolisian yang mereka klaim sebagai backingan.

“Kami akan bawa isu ini sampai ke ranah nasional agar bisa ditindak lanjuti,” ujarnya.

Kedua organisasi kemahasiswaan itu menyebut kerugian akibat penambangan emas ilegal ini diperkirakan sudah hampir mencapai triliunan.

“Sehingga diperlukan gerakan yang tepat untuk menyelamatkan sosial dan ekologis wilayah tersebut,” kata mereka.

(SB2 Satyabakti.com – KALSEL)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *